Jumat, 03 April 2009

Tragedi Situ Gintung

Pada tanggal 27 maret 2009 dini hari, wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras yang menyebabkan pihak keamanan memberikan peringatan bahaya banjir sekitar pukul 02.00 WIB. Namun demikian, tidak ada tindakan lanjut masalah keamanan, hingga tejadi kebobolan tanggul selebar 30 meter dengan ketinggian 6 meter pada sekitar pukul 04.00 WIB dan sekitar 2,1 juta meter kubik air melaui melanda pemukiman yang terletak di bawah tanggul.
Situ Gintung adalah sebuah danau kecil buatan yang sudah ada sejak zaman Belanda masih ada di Indonesia. Danau yang terletak di Kecamatan Ciputat timur, kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Lokasi danau ini berada di sebelah barat daya kota Jakarta. Danau seluas 21,4 ha (2008) ini telah berubah fungsi, di manfaatkan sebagai tempat wisata taman.
Awal pembentukan danau ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya. Dibuat antara tahun 1932-1933 dengan luas awal 31 ha, kapasitas penyimpanannya mencapai 2,1 juta meter kubik. Situ ini adalah bagian dari Daerah Aliran Ci Sadane yang merupakan salah satu sungai utama provinsi Banten. Sejak tahun 1970-an kawasan pulau dan salah satu tepian Situ Gintung di manfaatkan sebagai tempat wisata alam dan perairan.
Tapi sekarang tempat yang dapat di jadikan tempat wisata dan dapat menjadi salah satu pemasukkan negara tersebut telah menjadi bencana bagi warga yang tinggal di sekitarnya. Akibat dari bencana tesebut, korban meninggal sampai saat ini telah mencapai angka lebih dari 100 orang dan diperkirakan catatan ini masih akan berubah. Kejadian ini membuat Gubernur DKI, Bapak Fauzi Bowo, mlakukan pemerikasaan terhadap kelayakan gedung-gedung di Jakarta.
Menurut beberapa sumber, kerusakan tanggul ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Namun, laporan warga tentang kerusakan tersebut tidak mendapat respon dari pemda setempat, mungkin karena belum ada anggaran. Kerusakkan tersebut terjadi didekat pintu air. Biasanya air danau di alirkan ke sungai pesanggrahan. NAmun beberapa hari sampai terjadinya bencana tersebut, pintu air sudah tidak bisa bekerja optimal karena muka air danau sudah sangat tinggi. Sebagia besar rumah yang terkena terjangan air adalah rumah kontrakan. Tapi sebuah masjid yang terletak dibawah tanggul selamat dan air mengalir tepat di sebelahnya.

Apakah ini salah satu tanda kebesaran Allah?? seperti yang terjadi pada peristiwa tsunami?? Wallahu 'alam...




.::ria::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar