Rabu, 18 Februari 2009

Dukun Ponari Punya Saingan

Belum sampai sebulan orang-orang dihebohin sama berita tentang Dukun Cilik Ponari, yang katanya bisa nyembuhin berbagai macam penyakit cuma dengan mencelupkan batu ke air 'pasien'nya. Tapi menurut berbagai sumber (termasuk yang punya batu), ni batu bukan sembarang batu. Menurut Ponari cs, ini batu dia temuin pas lagi main ujan-ujanan, batu itu kesamber gledek. Dan kepala Ponari juga berasap pas pulang bawa batu itu, makanya dia dibilang TITISAN DEWA PETIR! Beuh... canggihkan??

Diceritakan juga kalau batu itu sudah dibuang berkali-kali tapi tetap kembali lagi ke rumah ponari. Dan ponari pun pernah bermimpi kalau dia dapat menyembuhkan adiknya dengan batu tersebut, karena saat itu adik Ponari sedang mengalami muntaber, dan ternyata (lagi-lagi katanya) manjur.

Nah, belum basi tuh cerita.. tiba-tiba ada Dukun Cilik lainnya yang konon punya batu yang sama dengan batu 'ajaib' milik Ponari. Dukun cilik yang menjadi saingan Ponari ini dikenal dengan julukan Dukun Dewi. Mungkin kalau Ponari itu titisan Dewa Petir, Dewi ini titisan Dewi Petir, he...

Ya ceritanya hampir sama gitu, si Dewi juga nemuin itu batu pas dia lagi ujan-ujanan. Agak ngga kreatif emank, coba dia bikin ceritanya lebih variatif, he..

Tapi walaupun ceritanya kurang variatif, banyak 'pasien' Ponari yang ngerasa capek pun akhirnya memilih untuk beralih ke Dukun Dewi, karena kebetulan juga mereka masih satu kampung yaitu di Jombang, Jawa Timur.

Tapi sebenarnya bener ngga sih kalau batu-batu itu bisa menyembuhkan? Kalau saya pribadi sih kurang percaya (dibaca: tidak percaya). Maaf lho buat kalian yang percaya, tapi menurut saya ini semua terlalu mudah. Dan saya sangat setuju sama orang-orang yang berpendapat kalau itu semua cuma SUGESTI. Karena sebelumnya udah denger cerita, terus penasaran sampai mereka yakin dan percaya sendiri, dan setelah berdesakkan, dan setelah air yang mereka bawa di celupin batu plus di obok-obok, setelah minum air itu mereka langsung bilang, "iya nih, badan saya segeran, kayaknya saya udah sehat nih". Padahal itu semua cuma sugesti, karena kepercayaan mereka aja. Padahal aslinya, penyakit mereka biasa aja, ngga berkurang. Malah nambah kali, sama cacingan.. he..

Sebenernya apa sih yang bikin fenomena dukun cilik featuring batu ajaib ini marak banget? Apa karena sekarang musim ujan jadi banyak batu yang kesamber gledek?? Menurut menteri kesehatan kita hal ini tidak disebabkan biaya berobat yang mahal, karena sudah disediakan Jamkesmas dan pelayanan kesehatan gratis bagi yang tidak mampu. Kalau begitu menurut saya memang orang-orang ini aja yg lebih menyukai pengobatan alternatif. Kayak kalau kita mudik aja gitu.. pasti ada kan jalur alternatif??

Ya apapun alesannya, semoga ngga ada dukun cilik ke-3, ataupun dukun abg dengan batu yg lebih besar mungkin. Karena hal ini sangat amat ngga baik. Untuk elemen-elemen tertentu yg memanfaatkan anak-anak ini, semoga cepet sadar, STOP EXPLOITASI ANAK. Untuk pasiennya, semoga cepet sadar, hindari hal yang mendekati syirik. Saran saya, mending langsung aja ke Jombang, tapi bukan buat ketemu Dewi atau Ponari, tapi buat nyari batu sendiri, he..

Ya sekian postingan kali ini, jika ada diantara kalian yang ngga sependapat, saya mohon maaf. Terima kasih buat yang udah mau baca, apalagi ninggalin jejak.


CU next post,




.::ria::.

Minggu, 15 Februari 2009

Aku Untuk Negeriku

63 tahun sudah negeri kita merdeka, tapi bener ngga sih kita udah merdeka? Kalau istilah merdeka cuma diartikan lepas dari penjajah asing, mungkin iya. Tapi kalau merdeka diartikan TIDAK LAPAR seperti kata salah satu calon legislatif yang sedang berkampanye? Apa iya Indonesia tidak lapar? Karena menurut saya, masih sangat banyak orang diluar sana yang kelaparan. Untuk mendapatkan sesuap nasi saja mereka harus mengais, sedangkan sebagian lainnya hanya bersikap apatis.

Mungkin aku bukan siapa-siapa dinegeriku ini. Aku bukan Soekarno yang memproklamasikan kemerdekaan negara ini, aku juga bukan pahlawan wanita seperti Cut Nyak Dhien yang berperang secara gerilya demi mempertahankan negara ini dari penjajah, apalagi Soeharto yang mendapatkan 28 tanda kehormatan. Bahkan aku mungkin bukan warga negara yang baik dinegeriku ini karena sering melupakan kewajibanku membayar pajak.

Tapi aku berharap suatu saat negeri ini akan maju, menjadi negara yang dapat disejajarkan dengan negara-negara maju lainnya. Agar negaraku tidak dipandang sebelah mata. Aku hanya berharap akan muncul pemimpin besar yang dapat membawa negeri ini menjadi negara yang besar. Karena sesungguhnya negeri ini adalah bangsa yang besar.

Semoga generasi yang sekarang dan yang akan datang dapat membawa negeri ini kearah yang lebih baik. Yang memiliki pandangannya sendiri, sehingga tidak mudah untuk terbawa oleh pengaruh budaya luar yang merusak, khususnya negara-negara barat. Karena hal tersebut bukanlah modernisasi seperti yang mereka pikirkan, tapi westernisasi.