Jumat, 06 Mei 2011

Yang kalian omongin itu, Al-Zaytun was My School !!

Gedung-gedung Asrama di Al-Zaytun

Lantai dasar gedung H.M. Soeharto, Universitas Al-Zaytun Indonesia

Mahasiswa FTI belajar bersama persiapan UTS (bukan cuci otak)
Beberapa hari minggu belakangan ini, saya lihat nggak berhenti-berhentinya isu tentang hubungan antara NII dan Al-Zaytun dibahas. Terutama dibeberapa stasiun TV swasta yang kelihatannya lebih intens membahas masalah ini, seperti tvone dan metrotv. Macem-macem narasumber ditampilkan. Mulai dari orang-orang yang dulunya mengaku sebagai anggota NII, sampai ibu-ibu nggak jelas yang teriak-teriak minta Al-Zaytun ditutup.. (Helloooooooooo..itu sekolah, bukan warung).

Jujur, agak sedih dan kecewa dengan semua pemberitaan yang ada dimedia itu. Semuanya terkesan dibesar-besarkan, padahal belum ketahuan 100% benar atau nggak. Sedih karena mereka men-judge tanpa melihat langsung, dan kecewa karena ada beberapa teman alumni yang malah ikut-ikutan komentar padahal mereka nggak sampai lulus di Al-Zaytun.
Berita ini juga sebenernya bukan baru kali ini saja kok mencuat, sekitar taun 2000 juga berita ini sudah mulai banyak dibahas, malah MUI sampai mengirim tim peneliti segala, Menteri agama dan bahkan BIN juga kesana.

Dan beberapa "kata orang" yang menurut saya bener-bener salah:
  1. Mengkafirkan orang diluar golongan mereka (walaupun itu orangtuanya, saudara, dan sama-sama muslim).
    Jangankan mengkafirkan orangtua, kami di Al-Zaytun di didik untuk sangat bertoleransi. Al-Zaytun bahkan pernah kedatangan tamu rombongan dari GBIP Koinonia. Kami juga pernah dikunjungi Perdana Mentri Taiwan. Dan kami pernah di ajar bahasa Mandarin langsung sama 3 orang Taiwan, walaupun cuma 2 minggu karena mereka harus ke lembaga pendidikan lain.
  2. Ijazah Al-Zaytun nggak diterima di Malaysia
    Siapa yang bilang?? Kalau begitu kenapa masih banyak orang Malaysia yang mau sekolahin anaknya di Al-Zaytun, bahkan sampai jenjang Universitas. Dan menurut teman saya yang orang Malaysia atau Indonesia, mereka malah lebih gampang masuk kuliah disana berkat Al-Zaytun terutama yang mengambil jurusan Sistem Informasi / Teknologi Informasi. Bahkan ada teman saya yang gampang kuliah di Singapura, karena waktu di Al-Zaytun dia ikut ICCS. Cabang NCC satu-satunya di Indonesia ya di Al-Zaytun.
  3. Orang pada naik haji di Al-Zaytun
    Kalau ada orang yang percaya hal ini, berarti dia emang bloon stadium akhir. Pernah ada yang bilang katanya di Al-Zaytun thawafnya itu keliling Al-Zaytun yang 1200 hektar. Kata thawaf itu di Al-Zaytun udah kayak kosakata yang mengalami perluasan makna. Anak-anak Al-Zaytun memang seperti punya jargon sendiri, mereka punya istilah-istilah yang mungkin bikin orang yang nggak ngerti salah paham. Kami selalu mengartikan thawaf itu dengan berkeliling. Misalnya dikasih hukuman keliling Palagan (Lapangan -red), kami bilangnya "Disuruh thawaf keliling lapangan". Tapi maksudnya bukan thawaf bagian dari proses haji.
Banyak deh tudingan-tudingan lain yang bikin sebel kalau dibahas satu-satu. Dan yang nggak bakal saya pungkiri, ada lulusan-lulusan Al-Zaytun yang 'nggak jadi'. Maksud saya mereka alumni pesantren yang sama sekali nggak ada bekas pesantrennya. Saya juga bukan orang yang bagus-bagus banget, tapi saya juga nggak bakal nyalahin Al-Zaytun karena ke-tidak bagus-an saya itu. Nggak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk sistem pendidikan. Sekolah mana sih yang bisa 100% menjamin lulusannya bakal jadi somebody, apalagi cuma dalam waktu 6 tahun (SMP-SMA). Semua ya tergantung usaha masing-masing personalnya dong....

Yang bisa saya lakukan ya nunjukin kalau setidaknya pribadi saya (Insya Allah) lebih baik dari orang lain, karena orang pinter udah banyak tapi orang pinter yang juga punya hati nggak banyak. Karena memang sih dapet sesuatu yang sempurna itu susah. Karena kalau sesuatu udah sempurna, orang bakal berhenti bertanya. Saat orang berhenti bertanya, orang lain akan berhenti berpikir. Saat orang berhenti berpikir, mereka akan berhenti belajar. Saat manusia berhenti belajar, saat itu mereka jadi beda dikit sama kambing. Kambing jalan pakai empat kaki, manusia dua kaki.

Saya juga mau angkat jempol buat kakak kelas saya Kak Ichsan yang semalem nongol di tvone, dan memberikan jawaban yang simple tapi jujur. Satu lagi unek-unek yang mau saya keluarin. Al-Zaytun kan lembaga pendidikan, isinya anak-anak pada sekolah, kalau Al-Zaytun ditutup bagaimana nasib adik-adik saya itu?? mereka kan cuma pelajar. Dari pada nutup lembaga pendidikan, mending tutup aja tu gedung DPR yang kerjanya cuma ngabisin duit rakyat buat jalan-jalan, nonton video bokep, sms-an, pokoknya orang-orang tua yang seharusnya bisa lebih mikir.





Emosi saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar